Jadwal Misa Rabu Abu di Jakarta Apa Makna dan Tata Caranya?
![]() |
Sumber gambar : www.pintrest.com/@Jim |
Rabu Abu adalah hari raya Kristen yang menandai awal masa Prapaskah, yaitu masa persiapan menuju perayaan Paskah. Pada hari ini, umat Kristen mengenakan abu di dahi sebagai tanda pertobatan dan kesadaran akan keterbatasan manusia. Lalu, kapan ibadah Rabu Abu dilaksanakan? Apa makna dan tata cara ibadahnya? Bagaimana aturan puasa dan pantangnya? Artikel ini akan menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut secara lengkap dan informatif.
Kapan Ibadah Rabu Abu?
Ibadah Rabu Abu dilaksanakan pada hari Rabu dalam minggu ketujuh sebelum Paskah. Tanggalnya berubah-ubah setiap tahun, tergantung pada tanggal Paskah itu sendiri. Pada tahun 2024, Rabu Abu jatuh pada tanggal 14 Februari, yang kebetulan bertepatan dengan hari Pemilu Presiden dan Wakil Presiden. Hal ini tentu menimbulkan tantangan tersendiri bagi umat Kristen yang ingin mengikuti ibadah Rabu Abu sekaligus menggunakan hak pilihnya.
Untuk mengatasi hal ini, beberapa gereja di Jakarta telah menyesuaikan jadwal misa Rabu Abu agar tidak bentrok dengan waktu pencoblosan. Berikut ini adalah beberapa contoh jadwal misa Rabu Abu di Jakarta, berdasarkan hasil pencarian web:
- Gereja Katedral Jakarta: Selasa, 13 Februari 2024 pukul 16.30 dan 19.00 WIB; Rabu, 14 Februari 2024 pukul 16.30 dan 19.00 WIB.
- Gereja Theresia Jakarta: Selasa, 13 Februari 2024 pukul 17.00 dan 20.00 WIB; Rabu, 14 Februari 2024 pukul 17.00 dan 20.00 WIB.
- Gereja Santo Yoseph Panglima Polim: Selasa, 13 Februari 2024 pukul 18.00 WIB; Rabu, 14 Februari 2024 pukul 06.00, 12.00, dan 18.00 WIB.
- Gereja Santo Antonius Padua Cempaka Putih: Selasa, 13 Februari 2024 pukul 18.00 WIB; Rabu, 14 Februari 2024 pukul 06.00, 12.00, dan 18.00 WIB.
- Gereja Santo Albertus Agung Harapan Indah: Selasa, 13 Februari 2024 pukul 19.00 WIB; Rabu, 14 Februari 2024 pukul 05.30, 10.00, dan 19.00 WIB.
Jadwal misa Rabu Abu di gereja-gereja lainnya dapat dilihat di situs web resmi masing-masing gereja atau di media sosial mereka. Umat Kristen diharapkan dapat mengatur waktu dengan baik agar dapat mengikuti ibadah Rabu Abu dan juga berpartisipasi dalam Pemilu 2024.
Apa Makna dan Tata Cara Ibadah Rabu Abu?
Ibadah Rabu Abu memiliki makna yang dalam bagi umat Kristen. Ibadah ini mengingatkan kita akan kematian dan kefanaan manusia, serta perlunya rekonsiliasi dengan Allah. Ibadah ini juga menjadi awal dari masa Prapaskah, yaitu masa di mana umat Kristen berusaha untuk meningkatkan kualitas hidup rohani mereka melalui doa, puasa, dan sedekah.
Salah satu simbol utama dari ibadah Rabu Abu adalah abu yang dioleskan di dahi dengan membentuk tanda salib. Abu ini berasal dari daun palma yang telah diberkati di hari Minggu Palma tahun sebelumnya yang dibakar. Abu ini melambangkan pertobatan, kerendahan hati, dan pengakuan dosa. Ketika mengoleskan abu, imam atau pastor biasanya mengucapkan kalimat "Bertobatlah dan percayalah pada Injil" atau "Ingatlah bahwa engkau adalah debu, dan engkau akan kembali menjadi debu".
Tata cara ibadah Rabu Abu terdiri dari beberapa bagian, yaitu:
- Ritus pembuka: Antifon pembuka, doa pembuka, dan doa tobat umum.
- Liturgi sabda: Bacaan pertama dari Kitab Yoel, Mazmur tanggapan, bacaan kedua dari Surat Paulus kepada jemaat di Korintus, nyanyian sebelum Injil, bacaan Injil dari Matius, homili, dan doa umat.
- Liturgi ekaristi: Persiapan persembahan, doa syukur agung, doa Bapa Kami, salam damai, pemecahan roti, komuni, dan doa sesudah komuni.
- Ritus penutup: Doa penutup, berkat, dan pengutusan.
Bagaimana Aturan Puasa dan Pantang di Rabu Abu?
Rabu Abu merupakan salah satu hari yang diwajibkan bagi umat Katolik untuk berpuasa dan berpantang. Puasa berarti mengurangi jumlah dan porsi makan, sedangkan pantang berarti tidak mengonsumsi daging merah dan produk turunannya. Puasa dan pantang ini dimaksudkan untuk mengendalikan hawa nafsu, mengosongkan diri, dan membuka hati untuk Allah.
Aturan puasa dan pantang di Rabu Abu adalah sebagai berikut:
- Puasa diwajibkan bagi umat Katolik yang berusia 18-59 tahun, kecuali bagi yang sakit, hamil, menyusui, atau memiliki kondisi kesehatan tertentu yang tidak memungkinkan untuk berpuasa.
- Puasa berarti hanya boleh makan kenyang satu kali dalam sehari, dan boleh makan ringan dua kali dalam sehari. Makan ringan tidak boleh melebihi porsi makan kenyang.
- Pantang diwajibkan bagi umat Katolik yang berusia 14 tahun ke atas, tanpa batasan usia maksimal. Pantang berarti tidak boleh mengonsumsi daging merah dan produk turunannya, seperti sosis, bakso, rendang, dan lain-lain. Daging putih, seperti ayam, ikan, dan telur, masih boleh dikonsumsi.
- Puasa dan pantang dilakukan sepanjang hari, dari tengah malam hingga tengah malam berikutnya.
Kesimpulan
Rabu Abu adalah hari raya Kristen yang menandai awal masa Prapaskah. Pada hari ini, umat Kristen mengenakan abu di dahi sebagai tanda pertobatan dan kesadaran akan keterbatasan manusia. Ibadah Rabu Abu memiliki makna yang dalam dan tata cara yang khusus. Umat Katolik juga diwajibkan untuk berpuasa dan berpantang pada hari ini. Rabu Abu 2024 jatuh pada tanggal 14 Februari, yang bertepatan dengan hari Pemilu Presiden dan Wakil Presiden. Beberapa gereja di Jakarta telah menyesuaikan jadwal misa Rabu Abu agar tidak bentrok dengan waktu pencoblosan. Umat Kristen diharapkan dapat mengikuti ibadah Rabu Abu dan juga berpartisipasi dalam Pemilu 2024.
Posting Komentar untuk " Jadwal Misa Rabu Abu di Jakarta Apa Makna dan Tata Caranya?"