Keistimewaan dan Keunikan Ngawi, Kota Ramah di Jawa Timur
Sumber gambar: www.youtube.com/@bottv6563 |
Keistimewaan dan Keunikan Ngawi
Ngawi adalah sebuah kabupaten yang terletak di sisi barat Provinsi Jawa Timur. Kabupaten ini berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Tengah dan memiliki luas wilayah 1.298,58 km persegi. Ngawi memiliki banyak keistimewaan dan keunikan yang membuatnya menarik untuk dikunjungi dan diketahui. Berikut adalah beberapa hal yang menjadikan Ngawi sebagai kota yang ramah dan bersejarah.
Penemuan Fosil Manusia Purba di Trinil
Salah satu keunikan Ngawi adalah adanya situs penemuan fosil manusia purba yang disebut Pithecanthropus erectus oleh Eugene Dubois, seorang dokter Belanda, pada 1891. Fosil ini ditemukan di Desa Kawu, Kecamatan Kedunggalar, sekitar 13 kilometer dari pusat Kota Ngawi. Fosil ini merupakan bukti adanya kehidupan purba di lembah Bengawan Solo sekitar satu juta tahun lalu, pada zaman Pleistosen Tengah. Fosil ini juga menjadi salah satu fosil manusia purba tertua di dunia. Di situs ini juga ditemukan fosil banteng dan gajah purba yang berguna bagi penelitian dan pendidikan di bidang sejarah kepurbakalaan. Replika fosil purba ini kini tersimpan di Museum Trinil, sedangkan yang asli terdapat di Museum Nasional. Di sana juga terdapat tugu yang menunjukkan arah jarak di bekas penggalian fosil Pithecanthropus erectus. ¹²
Rumah Ketua BPUPKI dr. Radjiman Wedyodiningrat
Ngawi juga merupakan tempat tinggal Ketua Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), dr. Radjiman Wedyodiningrat. BPUPKI adalah badan yang dibentuk Jepang pada 1 Maret 1945 untuk menarik hati orang Indonesia. Badan ini kemudian dibubarkan pada 7 Agustus 1945 dan digantikan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). dr. Radjiman tinggal di Dusun Dirgo, Desa Kauman, Kecamatan Widodaren, sejak 1934. Ia mengabdikan dirinya sebagai dokter ahli penyakit pes dan dokter kandungan. Rumah kediamannya yang telah berusia ratusan tahun kini menjadi situs sejarah. Rumah ini memiliki arsitektur khas Jawa dengan ukiran-ukiran yang indah. Di rumah ini juga terdapat beberapa benda bersejarah, seperti foto-foto, surat-surat, dan buku-buku. Rumah ini menjadi saksi bisu perjuangan dr. Radjiman dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.
Perang Nasi, Tradisi Unik Masyarakat Ngawi
Ngawi juga memiliki tradisi unik yang disebut perang nasi. Perang nasi adalah tradisi melempar-lemparan nasi yang dilakukan oleh masyarakat Ngawi saat perayaan Hari Raya Idul Fitri. Tradisi ini dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur dan kegembiraan atas kemenangan setelah berpuasa selama sebulan. Perang nasi juga merupakan simbol persaudaraan dan kebersamaan antara sesama umat Islam. Perang nasi biasanya dilakukan di halaman masjid atau di lapangan terbuka. Masyarakat Ngawi mempersiapkan nasi dengan berbagai lauk-pauk, seperti telur, tempe, tahu, dan sayur. Nasi ini kemudian dibentuk menjadi bola-bola kecil yang siap dilempar. Perang nasi dimulai dengan saling bersalaman dan memaafkan satu sama lain. Kemudian, masyarakat Ngawi mulai melempar nasi ke arah orang-orang yang ada di sekitar mereka. Perang nasi berlangsung dengan penuh keceriaan dan kegembiraan. Perang nasi juga menjadi daya tarik bagi wisatawan yang ingin menyaksikan tradisi unik ini.
Penutup
Ngawi adalah sebuah kabupaten yang memiliki banyak keistimewaan dan keunikan. Ngawi memiliki situs penemuan fosil manusia purba yang menjadi bukti adanya kehidupan purba di Indonesia. Ngawi juga memiliki rumah ketua BPUPKI yang menjadi saksi bisu perjuangan kemerdekaan Indonesia. Ngawi juga memiliki tradisi perang nasi yang menjadi simbol syukur dan persaudaraan. Ngawi adalah kota yang ramah dan bersejarah yang layak untuk dikunjungi dan diketahui.
Posting Komentar untuk "Keistimewaan dan Keunikan Ngawi, Kota Ramah di Jawa Timur"